Nusa Penida, Bali : Romantisme Pantai dengan Pesona Tersembunyi (Family Trip)

 



Perjalananku kali ini penuh semangat, karena bersama orang tercinta. Mengulang lima belas tahun yang lalu, ketika kami datang berdua dalam perjalanan bulan maduku, kali ini aku bertiga dengan anakku dan dengan destinasi yang belum pernah kami singgahi sebelumnya. Bali tidak pernah habis kata untuk melukiskan keindahanmu, pesona pegunungan, pedesaan, pantai, dan pura selalu menjadi kenangan indah yang memorable.



Broken Beach, by : jalanbarengmey.blogspot.com

Sabtu, 10 Februari 2018 pukul 11.00 WITA, kami mendarat di bandara I Gusti Ngurah Rai dari bandara Adisucipto Yogyakarta. Kami bertiga sangat semangat dengan perjalanan ini, “Asyik dah sampai Bali, foto dulu ya bun di pintu masuk”, teriak anakku. Nadira (anakku) sangat bahagia ketika mendarat ke Bali, yang sebelumnya pernah ke Bali dengan rekan kantorku. Tujuan wisata kami saat ini sengaja mencari destinasi yang berbeda, menikmati birunya lautan, pesona tersembunyi di Bali.



Gate kedatangan bandara I Gusti Ngurah Rai, by: jalanbarengmey.blogspot.com


Destinasi utama kami Pulau Nusa Penida, yang telah menjadi mimpi kami untuk singgah dan menikmati romantisme pantai dengan pesona tersembunyi yang jauh dari keramaian dan kebisingan hiburan malam di Bali. Perjalanan ke Nusa Penida, sebetulnya paling enak jika kita bermalam di Hotel area pantai Sanur, karena dekat dengan dermaga penyeberangan ke trio Nusa (Penida, Lembongan, Ceningan). Perjalananku dilakukan Tahun 2018, jadi mungkin sekarang sudah banyak perkembangan, atau mungkin sepi di masa pandemi Covid-19.


Nusa Penida sebuah pulau yang terletak di sebelah tenggara pulau Bali (id.wikipedia.org), Kabupaten Klungkung. Pulau Nusa Penida dapat ditempuh dari empat lokasi dermaga, salah satunya Pelabuhan Toya Pakeh. Ada dua alternatif perjalanan ke Nusa Penida, dengan jasa paket wisata atau mandiri (fast boat dari dermaga pantai Sanur ke dermaga Toyapakeh).

Kami menggunakan jasa paket wisata Budi Nusa Tours (www.nusapenidatoptour.com / 085338402990), mungkin dapat dijadikan referensi para traveller, terutama bagi family trip atau yang memang nggak suka ribet, semua sudah terencana dengan pasti. Paket wisata ke Trio Nusa banyak pilihannya, dengan harga yang relatif sama (kisaran Rp. 250.000 - Rp. 400.000 per orang) dan rute sesuai dengan lamanya waktu liburan yang dipilih, kami meilih paket destinasi barat.

Paket Wisata (one day tour)

Destinasi Barat 

Destinasi Timur

Tujuan wisata

Broken Beach “Pasih Uug”

Angel's Billabong

Paluang Cliff

Kelingking Beach

Crystal Beach

Diamond Beach

Broken Beach

Angel's Billabong

Paluang Cliff

Kelingking Beach


Keberangkatan dari dermaga pantai Sanur pukul 08.00 WITA, perjalanan sekitar 35 menit sampai dermaga Toyapakeh. Dermaga pantai Sanur tidak memiliki jembatan dermaga, sehingga ketika masuk ke fast boat harus melewati bibir pantai dan harus siap basah sampai lutut. Karena kami sudah pernah membaca perjalanan para traveller sebelumnya, sehingga kami sudah menyiapkan celana jas hujan (karena saya berhijab agar tidak basah).


 
 Dermaga Pantai Sanur tanpa jembatan dermaga, by: jalanbarengmey.blogspot.com


Fast boat yang kami tumpangi bersih dan nyaman, tidak berdesakan, dengan fasilitas AC dan TV sebagai hiburan dalam perjalanan. Sebagian besar penumpang fast boat waktu itu turis asing, jarang turis domestik yang kami jumpai, mungkin kurang publikasi atau memang promosi para tour guide lebih cenderung ke turis asing, padahal harga wisata disana cukup terjangkau, apalagi jika mau backpacker.



 
 Suasana di dalam fastboat, by: jalanbarengmey.blogspot.com


Perjalanan kita membelah lautan selama 35 menit tanpa terasa sudah mendekati dermaga Toyapakeh (ada jembatan dermaga, sehingga tidak basah). Setibanya di dermaga, kami sudah dijemput bli’/ mas Budi (sapaan untuk orang Bali) yang sekaligus merangkap tour guide dan fotografer kami dengan Avanza nya. “Selamat datang bu. Mey dan Bapak di desa kami”, sapaan bli’ Budi. Apa yang dikatakan bli’ Budi benar sekali. Kecamatan Nusa Penida masih asri bak pedesaan di pulau Jawa, masyarakat dengan religiusitas tinggi, damai dan jauh dari suara bising dan polusi udara perkotaan.

Destinasi pertama kita di Broken Beach rute perjalanan yang tidak terlalu bagus, jalanan berbatu, meskipun sesekali aspal halus dengan jarak tempuh sekitar 45 menit hingga tiba di area parkir, selanjutnya kita harus jalan kaki sejauh 500 meter untuk menuju bibir tebing yang menjadi batas pantai dan sekaligus spot selfi yang romantis. Broken Beach atau Pantai Batu Bolong sebutan masyarakat sekitar, karena mempunyai tebing yang membentuk terowongan, bentuknya rusak, dan diatas lubang besar ini membentuk jembatan. Jembatan itu juga dapat diseberangi dengan penuh sensasi para pemberani, saya cukup selfi dengan spot romantis saja. Jika beruntung, kita dapat melihat ikan pari dan penyu yang berenang bebas.


 
 Pantai Broken Beach, by: jalanbarengmey.blogspot.com


Setelah dari Broken Beach, kami pindah ke Angel’s Billabong yang lokasinya berdekatan dengan Broken Beach. Angel’s Billabong sebuah muara sungai yang diapit oleh tebing karang dengan hempasan ombak yang memecahkan terjalnya karang. Foto akan lebih sempurna jika bersamaan dengan hempasan ombak.



 
 Angel's Billabong, by: jalanbarengmey.blogspot.com


Di pantai Angel’s Billabong banyak tempat kece yang dapat dijadikan spot selfi, seperti di pohon cinta, dan bukit karang diatas birunya lautan.


 
 Pohon Cinta, by: jalanbarengmey.blogspot.com

Puas berpose di Broken Beach dan Angel’s Billabong, kami melanjutkan destinasi ketiga yaitu Kelingking Beach dengan jarak tempuh 9 Km dari Broken Beach atau 30 menit perjalanan. Kelingking beach menghadirkan pesona tersembunyi bak surga, dengan pasir putih yang menggoda dan hamparan luas samudera yang dilihat dari atas tebing. Kelingking Beach menyuguhkan pesona pantai dengan tebing yang berbentuk jari kelingking, wisatawan menyebut juga dengan istilah “Tyrex Head” (kepala Tyrex), karena tebing yang berbentuk jari kelingking mirip dengan kepala Tyrex. Lelah perjalanan kami terbayarkan dengan melihat pesona tersembunyi disini. Kami istirahat makan siang di warung makan sederhana area Kelingking Beach yang menyediakan fasilitas kamar mandi, dan tempat ibadah.

 
 Kelingking Beach, by: jalanbarengmey.blogspot.com

Destinasi kami di Nusa Penida berakhir di Crystal Beach, dimana kami dapat memanjakan anak untuk puas bermain air di bibir pantai, karena aman meskipun arus ombak cukup kuat, dan pasir putihnya bak kristal lembut dengan air lautnya jernih berwarna turquoise, dipadukan dengan sejuknya angin sepoi khas pantai. Informasi dari tour guide tempat ini adalah sebuah teluk dengan air sangat bersih dan jernih. Karena jernihnya, saat terkena sinar matahari airnya berkilauan bagai crystal, indah dan unik. Kami bermain air sepuasnya disini, “menghitam bersama”, tanpa terasa waktu sudah pukul 15.30, “time run fast”. Kita sudah harus menuju dermaga Toyapakeh untuk Kembali ke dermaga Pantai Sanur, karena perjalanan kita hanya satu hari tidak menginap. Alternatif menginap di Nusa Penida belum sebanyak di Badung, Bali, dan cenderung masih sepi.

 
 Crystal Beach, by: jalanbarengmey.blogspot.com

Perjalanan indah yang memorable bagi kami sekeluarga, puas dari Nusa Penida esoknya kami masih bercengkerama dengan pesona pantai di Bali. Bali tidak pernah puas dalam satu kali perjalanan. Semoga di lain waktu masih dapat mengulang perjalanan indah ini, dengan destinasi yang berbeda.

Rute perjalanan wisata kami di Nusa Penida dapat dilihat melalui peta perjalanan (https://bit.ly/nusapenida_jalanbarengmey)